Selamat datang di kota muntok

Dengan melihat blog ini anda akan kami bantu untuk lebih mengenal kota muntok

Jumat, 24 September 2010

Asal muasal nama kota muntok

Sampai saat ini kita semua mungkin belum mengetahui asal usul nama kota muntok.
Namun menurut penjelasan dari sejarah nama muntok ada setelah ditemukan dan dieksploitasinya bijih timah. Tidak diketahui dengan pasti mengapa kota tua tersebut dinamakan Muntok.
Sebuah sumber di Eropa menyebutkan bahwa Muntok dinamai menurut nama Gubernur Jenderal Inggris yang berkedudukan di Tumasik (sekarang Singapura), yaitu Lord Minto.

Ada juga yang mengatakan mana muntok berasal saat Pangeran Jayawikrama naik takhta sebagai Sultan Mahmud Badaruddin I (SMB I), keluarga Kerajaan Palembang kurang berkenan dengan kehadiran istri pertama Sultan bernama Zamnah yang berasal dari Johor. Istrinya kemudian meminta untuk dibolehkan berdomisili di Bangka.
Dari Tanjung Sungsang, dataran di muara Sungai Musi di Pulau Sumatera, itulah istrinya melihat kawasan di seberang, Pulau Bangka, yang dianggapnya cocok untuk bermukim.
"Amun tok, kalau itu tempatnya sesuailah. Kurang lebih begitulah kata sang putri,". Kata-kata itu kemudian dijadikan nama kota itu. Kira-kira, begitulah kira asal-usul nama Muntok yang kemudian dilafalkan masyarakat setempat menjadi Mentok.

Kamis, 23 September 2010

Buah-buahan khas muntok

Selain makanan dan kue, muntok juga memiliki jenis buah-buahan yang bermacam-macam.
Bagi sebagian masyarakat muntok banyak yang tidak mengenal buah-buahan khas muntok.
Itu semua disebabkan oleh rusaknya hutan oleh penambangan dan pembalakan liar.
Berikut jenis-jenis buah-buahan khas muntok.

Buah-buahan khas muntok.

kelubi1 
Kelubi


buah-sagu 
Buah Sagu

taik-kambing 
Klencot

keranji 
Keranji

rukem2 
Rukem



kemunting 
Kemunting



Senduduk buah  
Senduduk

Buah+Binjai 
Binjai / Kemang


Durian 
DURIAN


Cempedak
CEMPEDAK

Wisata kuliner di kota muntok

Muntok Miliki Klub Wisata Kuliner



Selain timah Kota Muntok yang dikenal sebagai kota seribu kue saat ini memiliki klub wisata kuliner (KWK).
Sejumlah makanan khas Kota Muntok mulai dari lakse, tumpik silung, pelite, pantiau dan serabi akan diperkenalkan oleh pedagang yang tergabung dalam klub yang diharapkan merupakan cikal bakal tumbuhnya wisata kuliner di Bangka Barat.
Deklarasi pembentukan klub kuliner ini dilaksanakan Sabtu, (3/10) lalu bertempat di Kampung Jawa Muntok. Klub yang beranggotakan lebih kurang 100 pedagang kue ini berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan dinas pariwisata sengaja dibentuk dengan tujuan mengakomodir kepentingan para pedagang untuk berjualan seperti pada saat bulan puasa sekaligus dalam rangka mendukung program Visit Babel Archi 2010.
Rencananya asosiasi pedagang kue yang tergabung dalam klub ini sementara akan ditempatkan dalam kawasan sepanjang jalan konblok samping Masjid Baitul Hikmah, Muntok lengkap dengan seragam dan petak jualan. Waktu jualan dijadwalkan mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Untuk lokasi jualan pihak kecamatan sudah menyetujui, izin prinsip sudah keluar termasuk koordinasi kita dengan pihak Kelurahan Sungai Daeng. Kita tetap menjaga kebersihan, ketertiban apalagi saat ini kita masih dalam tahap penilaian kedua Piala Adipura.
Jika klub pedagang kue ini berjalan lancar, pihaknya akan merencanakan kawasan khusus sesuai dengan tata ruang pemerintah daerah yang akan disiapkan di sekitar Lapangan Gelora Muntok.
Apabila memang ada geliat kita akan pindah ke lokasi yang lebih maju berdasarkan tata ruang Kota Muntok. Kita akan siapkan bangunan model petak 4 x 4 dengan model pakaian seragam bagi anggota klub yang tergabung. Anggota KWK ini tak hanya terbatas di Muntok namun juga terbuka bagi daerah lain.
Klub Wisata Kuliner Muntok diketahui Surya Alfani, Sekretaris Meri serta Bendahara Linda. Penasehat selain Ivan Wahyudi juga Camat Muntok, Rosdjumiati. (udy)

makanan & kue khas muntok

 

Otak-otak
OTAK – OTAK


kue_bingke
KUE BINGKE


lakso
LAKSE
1durian6
LEMPOK DUREN


Tek Wan
TEK WAN

Pantiaw
PAN TIAW
Kue Bludar 2
Kue Bludar
KUE BLUDAR


Tempat peleburan dan pencucian biji timah di muntok

Dimuntok juga terdapat tempat peleburan dan pencucian timah terbesar di indonesia.
Untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar rendah, bijih timah tersebut diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah (PPBT).
Melalui proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20 - 30% Sn menjadi 70% Sn untuk memenuhi persyaratan peleburan.
Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah.
Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam Timah.
Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi, maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu alat pemurnian yang disebut crystallizer.
Produk yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan skala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg per batang. Produk yang dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan pelanggan (customize) dan mempunyai merek dagang yang terdaftar di London Metal Exchange (LME).
Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian logam timah. Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara tujuan ekspor logam Timah antara lain adalah wilayah Asia Pasifik yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan Italia serta Amerika dan Kanada.

Bangunan bersejarah

ENAM BANGUNAN SEJARAH MUNTOK DITETAPKAN SEBAGAI CAGAR BUDAYA
MUNTOK,
Sebanyak 6 bangunan gedung kuno di Kota Muntok Kabupaten bangka Barat dimasukkan dalam cagar budaya untuk dilestarikan dan agar tidak hilang akibat modernisasi, ditetapkanya ke 6 bangunan gedung bersejarah tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor : PM.13/PW.007/MKP/2010.
Berdasarkan keterangan yang di dapat RB, dari Dinas Perhubungan Pariwisata dan Informatika Kabupaten Bangka Barat, ke 6 bangunan tersebut diantaranya, eks Kantor Pusat PN Timah, Wisma Ranggam, Pesanggrahan Menumbing, Klenteng Kong Fuk Miau, Ramah Mayor China dan Masjid Jami.
Dari ke 6 bangunan gedung bersejarah tersebut sebagian besar adalah dibangun pada masa kolonial Belanda diantaranya dikelola oleh Pemerintah daerah (Pemda) Bangka Barat yaitu Wisma Ranggam dan Pesanggrahan Menumbing.
Gedung lainnya seperti Klenteng Kong Fuk Miau dikelola oleh yayasan Tulus Bhakti, Rumah Mayor china di kelola perseorangan yaitu keturunan dari Chung Phah Yun sedangkan eks Kantor Pusat PN Timah distatusnya masih milik PT Timah.
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata dan Informatika Kabupaten Bangka Barat, Amri Rani saat dihubungi (4/3) mengatakan, dari ke 6 banunguan gedung bersejarah tersebut saat ini secara sah telah diakui keberadaannya sebagai benda cagar budaya dan dilindungi undang-undang republic Indonesia No 5 Tahun Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya.
“Sebenarnya tidak dari ke 6 bangunan gedung bersejarah tersebut masih banyak lagi tempat-tempat yang bisa dimasukkan kedalam kategori benda cagar budaya, saat ini kita sedang melakukan pendataan ulangan dan sudah terdata sekitar 40-an,” ungkap Amri Rani.
Bangunan gedung bersejarah yang ada di kawasan Bangka Barat Tersebut saat ini tersebar diwilayah kota Muntok hal tersebut mengingat Muntok adalah merupakan pusat pemerintahan pertama pada masa pemerintahan Belanda di pulau Bangka.
Dengan telah ditetapkannya 6 bangunan gedung bersejarah dikawasan Muntok,Amri Rani, mengungkapkan, saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Peninggalan perpurbakalaan (BP3) Jambi.
“Kita sudah berkoordinasi dengan BP3 jambi kerkenaan dengan hal ini, mengingat tempat-tempat tersebut masih dibawah pengawasan mereka, kita juga akan berupaya tempat-tempat tersebut ada penjaganya sehingga bisa terawatt dengan baik disamping itu juga menyangkut pembiayaannya, kalaupun tidak ada nantinya kita akan berupaya minta bantuan baik dari pusat maupun provinsi, kalau juga tidak ada ya terpaksa dari APBD,” imbuh Amri Rani.
Sementara itu berkenaan dengan hal tersebut Amri Rani menambahkan, pihaknya telah memiliki rencana untuk melakukan pengembangan wisata sejarah di Kabupaten Bangka Barat mengingat banyaknya tempat-tempat bersejarah dikawasan tersebut yang bisa ditonjolkan sebagai wisata unggulan.
“Guna mewujudkan kawasan wisata sejarah kita telah menetapkan 3 zona wisata, yang pertama adalah zona pecinan meliputi kawasan pasar Muntok, zona Melayu meliputi kawasan kampung Ulu, kampung Tanjung dan Kampung Teluk Rubiah dan zona eropa dikawasan pusat kota saat ini,” imbuh Amri Rani.(Cr18)

Pantai dan menara tanjung kalian

Pantai ini terletak di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat yang merupakan wilayah pemekaran yang baru setelah terbentuknya Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pantai ini terletak ±9 km dari Kota Mentok, di sini terdapat menara atau Mercusuar yang dibangun pada tahun 1862. Dari puncaknya dapat disaksikan seluruh kawasan Pantai Mentok yang indah. Fungsi dari menara itu sendiri untuk melihat keluar masuknya kapal-kapal dari/ke Pelabuhan Mentok. Di sini juga terdapat pula monumen peringatan 21 (duapuluh satu) perawat Australia yang gugur dalam peristiwa pemboman kapal laut Australia oleh tentara Jepang pada tanggal 16 Pebruari 1942.

Muntok, Kota Sejarah yang (Nyaris) Terlupakan

Mentok, Kota Sejarah yang (Nyaris) Terlupakan
Oleh: Candra | Kamis, 19 Agustus 2010 | 07:45


Mungkin kalau sekarang ini kita menyebut nama “Mentok” banyak yang bertanya-tanya dan tidak tahu apa itu. Mentok merupakan sebuah kota kecil yang terletak di sebelah barat Pulau Bangka dan merupakan gerbang utama untuk masuk ke Bangka dari daratan Sumatera. Sejak berabad-abad yang lalu Mentok sudah dikenal sebagai kota pelabuhan utama di Pulau Bangka, bahkan nama Mentok sendiri terdaftar di “London Metal Exchange (LME)” sebagai salah satu “brand” logam timah yang diperdagangkan di pasar logam dunia. Tetapi selain dari itu semua banyak yang tidak mengetahui kalau Mentok juga merupakan kota sejarah. Banyak peninggalan bersejarah yang tersimpan di kota ini.
WISMA RANGGAM
Wisma Ranggam atau dikenal juga dengan nama Pesanggrahan Muntok merupakan saksi bisu perjuangan Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia selama masa pengasingan di Bangka pada tahun1948-1949. Dari beberapa ceceran catatan sejarah yang ditemui, Wisma Ranggam pernah dijadikan tempat perundingan UNCI, BFO serta KTN pada 22 Juni 1945. Yang paling monumental adalah penyerahan surat kuasa oleh Presiden RI Ir Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX tentang pengembalian pusat kekuasaan pemerintahan RI ke Jakarta.
Sejarah mencatat, para pemimpin RI mulai diasingkan Belanda ke Muntok pada Desember 1948. Mereka antara lain Bung Hatta, Mr Mohammad Roem, Mr Pringgodigdo, Mr Assa’at, Komodor Suryadarma, dan Ali Sostroamidjoyo. Dua bulan kemudian, tepatnya 6 Februari 1949, menyusul Presiden RI Ir Soekarno serta Menlu H Agus Salim yang sebelumnya sempat diasingkan di Prapat, Sumatera Utara.
PESANGGARAHAN MENUMBING
Bicara soal Pesanggrahan Muntok, tak lepas dari Pesanggrahan Menumbing (sekarang Hotel Jati Menumbing). Bung Karno selama pengasingan di Muntok, naik-turun menggunakan mobil BN-10 dari Pesanggrahan Menumbing di puncak Bukit Menumbing, ke Pesanggrahan Muntok. Di wisma ini pula, tepatnya 7 Mei 1949, para tokoh bangsa itu menggodok konsep perjanjian Roem Royen yang menetapkan pengembalian kekuasaan RI ke Jakarta.
Menyusuri kamar-kamar tempat Bung Karno, Bung Hatta dan pejuang kemerdekaan lainnya pernah menginap di sana, terasa seperti bernostalgia ke masa lalu. Namun tak banyak lagi barang-barang peninggalan Bung Karno yang bisa dijumpai di sana.(sp)

Kota muntok





Muntok, Kota Sejarah di Bangka Barat




Setelah puas menelusuri tempat-tempat bersejarah di kota Pangkal Pinang, kita bisa juga perlu menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat wisata sejarah lain yang terletak di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Muntok adalah ibu kota Kabupaten Bangka Barat yang terletak di sebelah Barat pulau Bangka. Di wilayah inilah, PT Timah memproduksi timah untuk diekspor ke berbagai negara. Muntok menjadi kota bersejarah, karena sejak abad 19, di wilayah itu telah terdapat sebuah pelabuhan yang dibangun penjajah Belanda. Pelabuhan Muntok awalnya bernama Minto (dalam peta Kolonial Belanda) ini tercatat sebagai pelabuhan tertua di Pulau Bangka. Dibangun pada masa Inggris berkuasa di Indonesia tahun 1812 hingga 1816.
Tak hanya itu, Muntok menjadi begitu bersejarah. Sebab, di tahun 1949, beberapa tokoh pendiri Republik Indonesia sempat ditahan dan diasingkan di sini. Ada dua tempat bersejarah yang menjadi saksi perjuangan diplomasi para tokoh seperti Bung karno, Bung Hatta, H Agus Salim, dan sejumlah tokoh lainnya

.
Mobil Ford BN 10
Tempat wisata yang juga layak dikunjungi adalah wisma Menumbing dan wisma Ranggam. Wisma Menumbing menjadi saksi sejarah, karena Bung Hatta sempat dikerangkeng di wisma yang berada di Bukit Menumbing, sekitar 10 kilometer dari kota Muntok. Sayangnya, kini wisma itu sudah di sulap menjadi hotel dan restoran.
Meski begitu, kita masih dapat melihat jejak-jejak sejarah yang sempat ditinggalkan para tokoh itu. Di sana, ada surat-surat yang pernah ditulis Bung Hatta dan Bung Karno. Selain itu, ada pula mobil Ford bernomor BN 10 yang pernah digunakan para tokoh itu saat diasingkan di Pulau Bangka. Sedangkan, wisma Ranggam adalah saksi sejarah tempat diasingkanya Bung Karno.
Di tempat inilah, selama enam bulan para proklamator dan pendiri bangsa yang lain melakukan perjuangan melalui jalur diplomasi. Meski diasingkan, namun semangat untuk memperjuangkan kemerdekaan tak pernah henti disuarakan Bung Karno dan Bung Hatta di tempat ini.

Menelusuri jejak sejarah di Pulau Bangka memang sungguh tak terlupakan. Semua tinggalan itu mengigatkan kita agar tak melupakan sejarah masa lalu. Sebab, itulah identitas kita sebenarnya. Bangsa yang tak belajar dari sejarah sendiri akan terpaksa mengulanginya. Semoga kita bisa belajar dari sejarah.